RSUD Dompu Sebut Rawat 18 Orang Pasien DBD -->
Cari Berita

Iklan 970x90px

RSUD Dompu Sebut Rawat 18 Orang Pasien DBD

Friday, January 31, 2025

 




Dompu, Info Bima - Rumah sakit umum daerah (RSUD) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan pernah merawat 18 orang pasien terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang bulan Januari 2025. 



"Di bulan Januari saja sampai data terakhir, dari tanggal 1-25 Januari 2025, pasiennya 18 orang," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat dan Pemasaran RSUD Dompu Muhammad Iradat pada wartawan Kamis (30/1/2025). 



Jumlah pasien yang dirawat RSUD meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan pada dua bulan terakhir yakni November-desember 2024 yang hanya 12 pasien. 



"Pasien DBD dari November sampai Desember 2024 cuma 12 pasien. Pasien DBD meningkat seiring puncak musim hujan," tambahnya. 



Iradat mengungkapkan seluruh pasien yang pernah dirawat di RSUD Dompu kesemuanya sudah dinyatakan sembuh. Jumlah pasien yang ditangani juga rutin dilaporkan ke Dinas Kesehatan. 



"Semua pasien kami yang ditangani RSUD sejauh ini sembuh semua," ujarnya. 



Diberitakan sebelumnya, kasus DBD meningkat signifikan di Dompu, NTB, sepanjang Januari 2025. Dinkes Dompu mencatat 55 kasus, dengan dua anak meninggal dunia.



"Iya benar, hingga 30 Januari terdata ada 55 kasus dengan dua anak meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Dompu Maria Ulfa kepada media, Kamis (30/1/2025).



Dua anak yang meninggal dunia berasal dari Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, dan Desa Karombo, Kecamatan Pekat. Keduanya meninggal setelah menjalani perawatan di puskesmas terdekat.



Hingga 22 Januari, tercatat 35 kasus, namun bertambah 20 kasus lagi hingga 30 Januari. Kasus DBD tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Dompu, dengan angka tertinggi di Kecamatan Woja dan Dompu.



"Tertinggi di Kecamatan Woja dan Dompu. Dan terakhir mulai meningkat juga di Kecamatan Pekat," jelas Ulfa.



Dinkes Dompu melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran DBD. Tim kesehatan aktif melakukan survei jentik, menghitung angka bebas jentik (ABJ), serta melakukan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Plus.



Selain itu, warga diminta melakukan abatesasi dan larvasidasi dengan menaburkan bubuk larvasida (abate) pada bak penampungan air untuk membunuh jentik nyamuk.(**)