Dompu, Infobima.com - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Provinsi NTB, menyoroti event pacuan kuda yang digelar Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kabupaten Dompu di Lapangan Lembah Kara Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, beberapa hari kemarin.
Ketua EW-LMND NTB Arif Haryadi meminta agar Event Pacuan Kuda tersebut dihentikan aktivitasnya dan menghapus izin aktivitas karena dinilai itu lumbung perjudian. Salai itu, ajang pacuan kuda itu juga dinilai telah mengeksploitasi anak dibawah umur, dengan usia 7-12 tahun.
"Sangat miris sekali kita melihat, event budaya ketimuran yang digagas dan melibatkan anak di bawah umur. Tapi di situ juga sarang perjudian terbesar yang dibiarkan tanpa batasan" ungkapnya.
Arif menambahkan, jika Pordasi sudah memanipulasi event itu menjadi kegiatan kebudayaan, yang awalnya itu cuma event pacuan kuda biasa menjadi event pacuan kuda budaya. Hal itu untuk menghindari benturan dengan eksploitasi anak di bawah umur yang terjadi.
"Kenapa pemerintah daerah perlu mendukung kegiatan ini, jelas ini kejahatan dilakukan Pordasi. Kalau memang ini ajang yang penting dan sudah masuk sebagai salah satu cabang olahraga (cabor), tentu para joki ini masuk pada kategori atlet supaya mendapatkan septic (atribut, alat perlengkapan keselamatan jiwa). Tapi itu hebatnya Pordasi yang mampu memanipulasi event itu menjadi kegiatan budaya" jelasnya.
Disisi lain, lanjut arif, pemerintah daerah harus memperhatikan ruang lingkup para anak-anak (Joki) ini. Diusia 7 sampai 12 tahun itu harusnya mereka berada di ruang sekolah, karena itu pondasi untuk kesejahteraan masa depan mereka, tapi malah dibiarkan tanpa sentuhan pendidikan.
Pernyataan ini diungkap Ketua Umum Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) NTB Arif Haryadi saat menggelar aksi demonstrasi di Pemda dan Polres Dompu, pada Senin 27 mei 2024.(D)