Mataram, Media Info Bima Online - Tercatat ada sepuluh SMA negeri dan swasta di NTB ditetapkan menjadi Sekolah Penggerak, sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah nomor: 6555/C/HK.00/2021 tentang penetapan satuan pendidikan pelaksana program Sekolah Penggerak.
“Ada sepuluh SMA negeri dan swasta yang ditetapkan menjadi Sekolah Penggerak di NTB, khususnya jenjang SMA sederajat,” kata Kepala Seksi Kurikulum PSMA Dikbud NTB, Purne Susanto.
Dikatakannya, Dinas Dikbud NTB telah menerima surat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah tanggal 30 April 2021. Dalam rangka mewujudkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik di seluruh Indonesia, Kemendikbud menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran melalui program Sekolah Penggerak. Kemudian pihak Kemendikbud telah melakukan seleksi atas satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan sebagai pelaksana program Sekolah Penggerak. “Alhamdulillah, khusus jenjang SMA sederajat ada 10 yang telah memenuhi kriteria menjalankan program Sekolah Penggerak,” sebutnya.
Untuk diketahui, sepuluh SMA sederajat di Kota Bima dan Lombok Timur yang terpilih menjadi Sekolah Penggerak tersebut, diantaranya, SMAN 1 Kota Bima, SMAN 2 Kota Bima, SMAN 4 Kota Bima sedangkan di Lombok Timur diantaranya, SMAN 1 Sakra, SMAN 1 Pringgabaya, SMA Perigi, SMAN 1 Selong, SMAN 1 Sikur, SMAN 1 Masbagik dan SMAN 2 Selong.
Terpisah, Kepala SMAN 1 Pringgabaya, Hasanuddin mengaku tidak menyangka terpilih menjadi Sekolah Penggerak, sebab mempunyai banyak saingan di Lombok Timur. “Alhamdulillah, kami terpilih menjadi Sekolah Penggerak,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala SMA Perigi, Asri Mardianto mengaku perjuangan untuk menjadi sekolah penggerak tersebut cukup berat. Pasalnya, ada ratusan sekolah baik negeri dan swasta bersaing supaya bisa menjadi sekolah penggerak yang diluncurkan oleh Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim. “Kebetulan, sekolah kami memberikan kebebasan kepada siswa. sebab selalu berpartisifasi baik dalam sekolah maupun luar sekolah sehingg terpilih menjadi sekolah penggerak,’’ucapnya.
Dipaparkan, sejak berdirinya SMA Perigi 2007 tahun yang lalu, pihaknya selalu melibatkan partisifasi orang tua wali dan peserta didik, seperti yasinan sekali seminggu sampai tahun ini tetap berjalan. “Kami juga turun ke rumah siswa mengadakan yasinan berkeliling sehingga kita mengetahui apa yang mereka lakukan di rumahnya untuk bersama-sama mendidik generasi penerus,’’ ucapnya. (TIM IB)